Harap Tunggu

Media - Media Detail

Kriteria Rumah Layak Huni Indonesia Menurut PUPR Dan SDGs

01 September 2024 - Artikel
Kriteria Rumah Layak Huni Indonesia Menurut PUPR Dan SDGs

Rumah layak huni adalah impian setiap orang yang ingin hidup dengan nyaman serta tenang. Kriteria rumah layak huni bagi setiap orang pun bisa jadi berbeda, karena tergantung preferensi dan statusnya.

Namun, untuk menerapkan standar yang jelas, saat ini sudah ada kriteria dan indikator khusus mengenai hunian yang bisa disebut rumah layak huni atau tidak.

Di Indonesia, dua indikator tersebut bisa mengacu pada kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik) dan SDGs (Sustainable Development Goals). Untuk Anda yang penasaran dengan kriterianya masing-masing, silakan simak informasi di bawah!

 

Apa Itu Rumah Layak Huni?

Sederhananya,  pengertian rumah layak huni ialah suatu tempat tinggal atau hunian yang sudah menyesuaikan dengan standar khusus. Standar itu berkaitan dengan kualitas, kenyamanan, aksesibilitas, kesehatan, serta keberlanjutan.

Di sisi lainnya, ada juga rumah tidak layak huni, yaitu hunian yang tidak mampu memenuhi syarat dalam aspek luas, keselamatan, serta kesehatan penghuni.

Ketika memiliki hunian yang tidak layak huni, maka rasa aman, kesehatan, perlindungan, dan kenyamanan akan sulit didapatkan oleh penghuni. Begitu juga sebaliknya, ketika rumah sudah layak huni, maka semua aspek di atas bisa didapatkan.

 

Kriteria Rumah Layak Huni Menurut PUPR Indonesia

Lima indikator rumah layak huni yang sudah ditetapkan oleh PUPR di antaranya adalah:

 

1. Memadainya Luas Ruang untuk Penghuni

Sebuah rumah yang layak pastinya harus mampu mengakomodir banyak aktivitas para penghuninya. Luas ruang untuk setiap orangnya adalah sekitar 7,2 meter persegi per individu. Sementara itu, tinggi ruangnya setidaknya harus 2,8 meteran.

 

2. Ketahanan Bangunan Memadai

Aspek utama dari layak huninya sebuah rumah adalah ketahanan bangunannya. Kenapa aspek ini menjadi highlight adalah karena keselamatan penghuninya menjadi taruhannya.

Untuk menjamin ketahanan bangunan tersebut, maka komponen pondasi dan struktur adalah kunci utamanya. Ketika ketahanan pondasi dan strukturnya sudah lebih kuat, maka jaminan keamanan untuk penghuni lebih terjamin.

Begitu juga saat fondasi dan strukturnya lemah, maka bagian tembok hunian dapat retak dan akhirnya runtuh, sehingga keselamatan pengguna tidak terjamin.

 

3. Akses Sanitasinya Layak

Sistem sanitasi juga berperan penting untuk membuat sebuah rumah dianggap layak huni. Sistem dan akses sanitasi yang layak dapat membantu membuat kondisi kesehatan penghuni di rumah lebih terjamin.

Beberapa sistem sanitasi terpenting yang perlu dipersiapkan di rumah ialah septic tank, komponen MCK, tempat sampah, hingga membuat saluran limbah dan air kotor.

 

4. Kemudahan Akses Air Minum

Tidak hanya sanitasi, sebuah rumah yang layak untuk dihuni juga harus punya akses terhadap minuman yang cukup . Sebab, air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Sistem air minum yang layak untuk sebuah rumah adalah jangkauannya yang mudah, mulai dari jarak dan waktu tempuh untuk mengaksesnya.

Selain kemudahan dalam menjangkaunya, kualitas air minum tersebut juga harus layak untuk Anda konsumsi.

 

5. Terdapat Luasan Penghawaan dan Pencahayaan

Sirkulasi udara serta pencahayaan yang optimal juga menjadi kriteria penting dalam membuat hunian yang bagus.

Pada satu rumah, minimal persentase pencahayaan yang diperlukan adalah 10% luas lantai. Sementara untuk penghawaan setidaknya haus 5% dari luas lantai.

Hal penting lain yang juga termasuk ke dalam kedua aspek tersebut adalah jendela atau lubang bukaan yang bisa sinar matahari tembus, ventilasi memadai, hingga letaknya harus sesuai dengan arah mataharinya.

 

Kriteria Rumah Layak Huni Menurut SDGs

Di sisi lain, dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) rumah layak huni juga adalah salah satu tujuan yang wajib dipenuhi.

Lalu, beberapa kriteria menurut SDGs di antaranya adalah:

 

1. Luas Minimal Tempat Tinggal Terpenuhi

Untuk luasnya adalah setidaknya 7,2 meter persegi per orang. Jadi, untuk satu orang penghuni, maka luas wilayah minimal untuknya seorang adalah sebanyak 7,2 meter persegi.

Apabila di dalam rumah tersebut adalah lima orang penghuni, maka cukup kalikan 7,2 meter dengan lima. Dengan begitu, total kebutuhan luas rumah paling sedikit ialah 36 meter persegi.

 

2. Ketahanan Bangunan yang Mumpuni

Pengukuran ketahanan bangunan menurut SDGs ini memakai aspek lantai, dinding, serta bangunan atap rumah Anda.

Supaya ketiganya dapat disebut kokoh atau tahan, maka tiga syarat yang wajib ada ialah:

 

·       Material yang dipakai untuk dinding rumah paling luas adalah batang kayu, papan, anyaman bambu atau kawat, plesteran, genteng, ataupun beton.

·       Material untuk atap rumah paling luas adalah seng, kayu atau sirap, genteng, atau beton.

·       Material untuk lantai rumah paling luas adalah semen atau bata merah, papan, ubin, vinil,  keramik, marmer, ataupun granit.

 

3. Memiliki Akses Air Minum yang Layak

Sejumlah indikator yang menunjukkan suatu hunian layak huni ketika memiliki salah satu sumber air di antara sumur bor atau pompa, ledeng, sumur terlindung, air hujan, serta mata air terlindung.

Namun, saat hunian Anda menggunakan sumber air minum tak seperti kriteria tersebut, maka tidak langsung dicap belum layak huni.

Jadi, misalnya jika Anda memakai air isi ulang atau kemasan bermerek untuk air minum, maka pastikanlah mempunyai sumber cuci atau air mandi terlindung. Jika sudah, maka aksesnya sudah terhitung layak.

 

4. Akses Sanitasinya Layak

Indikator layaknya sanitasi dari suatu rumah ini antara lain adanya memiliki tempat khusus buang air besar, jenis klosetnya, serta lokasi akhir untuk membuang tinja atau kotoran.

Untuk jenis kloset yang layak ialah bertipe leher angsa. Sementara khusus pembuangan tinja yang sesuai ialah IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) ataupun septik.

Bagi masyarakat yang berada di kawasan pedesaan atau masih tradisional, lubang tanah juga dapat menjadi opsi untuk membuang tinja.

Untuk dikatakan layak, askes ini bisa jadi melalui kamar mandi atau WC sendiri, bersama, ataupun pada layanan MCK (Mandi Cuci Kakus) komunal.

Melihat dua jenis kriteria dari rumah yang layak huni di atas, terlihat tidak ada terlalu perbedaan besar. Sebab hampir semua poinnya sama. Pembedanya adalah mengenai luasan penghawaan dan pencahayaan di rumah.

Jadi, mau kriteria mana yang dipakai, maka keduanya sah-sah saja. Akan tetapi, alangkah baiknya kriteria dari PUPR menjadi yang utama. Karena tidak bisa dipungkiri kebutuhan penghawaan dan pencahayaan dalam rumah juga penting demi kenyamanan semua penghuninya.

Bagi Anda yang sedang berencana membangun rumah,  maka pastikanlah kriteria-kriteria di atas terpenuhi secara maksimal.

Sementara itu, jika Anda lebih memilih untuk membeli rumah yang jadi atau siap huni, maka ceklah semua kriteria di atas lebih dahulu saat melakukan survei. Cara paling mudahnya adalah dengan memilih proyek dari penyelenggara berkualitas.

Salah satu terbaik yang bisa kami tawarkan adalah cek di perumahan dari Wiraland. Mau tipe apa pun hunian yang ingin Anda beli, semua kriteria rumah layak huni di atas sudah terpenuhi dengan maksimal. Oleh karena itu, jika tertarik, silakan hubungi kontak kami sekarang!

Realated Media

Project Kami

Lihat Semua