Isu ini layak diangkat karena data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada pertengahan tahun lalu menunjukkan, 60 aduan dari total 642 pengaduan berkaitan dengan pembelian properti.
Developer adalah faktor kunci kesuksesan rumah yang Anda beli. Kalimat ini pun telah kami kampanyekan berkali-kali. Jadi, jika rumah yang diterima sesuai yang dijanjikan, nilai rumah tumbuh cepat, keamanan terjaga, maka itulah beberapa standar kesuksesan rumah yang Anda beli.
Anda sebenarnya punya kesempatan menguji developer saat berhadapan dengan staff sales atau marketing. Beberapa pertanyaan krusial bisa jadi modal Anda menilai profesionalitas sebuah developer.
Pertama, uji kesesuaian data brosur dengan penjelasan verbal staff marketing. Pertegas jika terdapat data dan penjelasan yang berbeda. Ada banyak kasus staff marketing melebih-lebihkan informasi dari yang tertera di brosur.
Kedua, Anda harus tahu bahwa selalu ada peluang negosiasi. Mulai dari cicilan DP, rentang periode pembayaran, diskon spesial, hingga urusan interior. Tapi, jika Anda mendapat potongan yang terlalu besar, jangan keburu senang dulu. Bisa jadi ini jebakan developer bermasalah.
Ketiga, tanyakan kelengkapan dokumen sertifikat perizinan proyek dan rumah. Jika pada aspek ini staff marketing sering ngeles, silahkan taruh kecurigaan agar Anda bisa lebih berhati-hati mengambil keputusan.
Keempat, ada beberapa strategi penjualan yang bisa jadi jebakan. Misalnya skema KPR mandiri (in house). Customer tidak harus melalui bank untuk membeli rumah dengan cicilan. Ini tentu sangat berisiko, bukan? Sudah sering pula berujung penipuan.