Pada saat pergi ke Amerika atau saat menonton film berlatar Amerika, mungkin Anda menyadari jika sebagian besar rumah di sana terbuat dari kayu. Hanya saja, bagi orang Indonesia, alasan rumah di Amerika banyak dibangun menggunakan kayu mungkin masih belum menjadi suatu rahasia umum.
Hal ini karena, hampir semua rumah atau jenis bangunan residensial lain di Indonesia terbuat dari bahan baku yang kokoh yang kuat seperti beton. Sehingga, kehadiran rumah kayu masih sangat jarang, terutama rumah yang berfungsi sebagai hunian utama untuk keluarga. Pastinya, ini berbeda dengan di Amerika.
Alasan Rumah di Amerika Banyak Dibangun dengan Menggunakan Kayu
Lalu, apa saja alasan kenapa rumah di Amerika lebih banyak yang menggunakan kayu daripada beton dan bahan lainnya? Ternyata ini alasannya!
1. Ketersediaan Bahan Baku dan Tenaga Profesional Perajin Kayu yang Melimpah
Pada dasarnya, setiap wilayah pasti memiliki karakteristik alam yang berbeda. Begitu pula di Indonesia dan Amerika Serikat. Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, sehingga tanah liat tidak sulit untuk ditemukan di sini. Namun, hal itu tidak berlaku di Amerika, khususnya Amerika Utara.
Biasanya, tanah liat hanya bisa ditemukan di daerah kering dan dingin di benua tersebut. Pada umumnya, area tersebut adalah area yang tidak terlalu banyak memiliki pepohonan. [1] Sehingga, produksi bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat memang cenderung sangat jarang.
Hal ini berbanding terbalik dengan produksi kayu di Amerika Serikat, yang sangat esensial. Sebab, hutan di Amerika Serikat menyumbang sekitar satu per lima pasokan kayu global.[2] Jadi, alasan utama kenapa di Amerika rata-rata rumahnya menggunakan bahan dasar kayu yaitu karena bahan baku yang melimpah.
Karena itu, wajar jika perajin kayu di Amerika lebih banyak dari perajin tanah liat. Sehingga, para tenaga profesional lebih terlatih untuk membuat rumah dari bahan kayu daripada dengan menggunakan batu bata dan semen. Baik itu untuk membuat rumah sederhana maupun rumah mewah.
Secara garis besar, jenis kayu untuk rumah di Amerika cukup beragam, mulai dari kayu walnut maupun kayu elm.
2. Rumah Kayu Lebih Tahan Bencana
Selain karena bahan baku dan tenaga profesional yang melimpah, rumah kayu di Amerika juga lebih tahan terhadap bencana. Hal ini karena kondisi alam di benua Amerika, khususnya Amerika Utara sangat berbeda dengan di Indonesia. Jadi, kebutuhan akan rumah pun pasti tidak akan sama.
Di Indonesia, bencana alam yang sering terjadi biasanya berhubungan dengan gempa bumi, banjir, longsor, dan tsunami. Itu kenapa masyarakat Indonesia membutuhkan rumah yang kuat dan kokoh. Jadi, masyarakat membuat rumah yang terbuat dari beton.
Namun, di Amerika, bencana alam yang sering terjadi adalah angin puting beliung, angin topan, dan tornado.Sehingga, rumah kayu luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, memang lebih tahan terhadap terjangan bencana tersebut daripada rumah yang terbuat dari beton.
Selain itu, proses konstruksi rumah kayu juga cenderung lebih cepat jika dibandingkan dengan rumah yang terbuat dari beton. Sehingga, pada saat rumah runtuh akibat terjangan angin, masyarakat bisa membangun kembali rumah mereka dengan lebih cepat dan mudah. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu kelebihan rumah kayu.
3. Lebih Murah dan Fleksibel, Cocok dengan Budaya Orang Amerika yang Sering Bermigrasi
Kemudian, penggunaan rumah kayu di Amerika Serikat juga berhubungan erat dengan budaya masyarakatnya. Hal ini karena, berbeda dengan orang Indonesia, orang Amerika lebih sering berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak hanya ke kota lain, mereka juga sering pindah ke negara bagian lain.
Secara garis besar, orang Amerika Serikat memang termasuk orang yang paling sering pindah di dunia. Pada umumnya, rate migrasi orang Amerika hampir selalu di atas 10% di setiap tahunnya. Rate terendahnya adalah 9.8% di tahun 2018-2019.[4] Ini adalah kali pertama rate migrasi ada di bawah 10%.
Biasanya, migrasi ini berhubungan dengan tawaran pekerjaan di kota atau negara bagian lain. Tidak jarang, orang Amerika juga pindah untuk sekolah atau kuliah di perguruan tinggi. Namun, tidak sedikit juga orang Amerika yang pindah karena alasan pribadi.
Jadi, tidak heran jika hampir semua orang Amerika lebih memilih rumah yang lebih murah dan fleksibel. Hal ini juga berkaitan dengan harga rumah di Amerika yang sangat mahal. Pada umumnya, rata-rata rumah dijual dengan harga USD416 ribu atau sekitar Rp6,4 miliar.
Karena pada umumnya hanya digunakan untuk tempat tinggal sementara, banyak orang Amerika yang akhirnya memilih rumah kayu. Sebab, harga rumah kayu memang cenderung lebih murah. Selain lebih murah, rumah kayu juga lebih fleksibel dan bisa dijual kembali dengan lebih mudah.
Hal ini berbeda dengan di Indonesia yang biasanya memiliki rumah untuk ditinggali seumur hidup. Bahkan, tidak jarang mewariskan rumah untuk anak dan cucu. Sehingga, membuat rumah yang kuat dan kokoh dari beton bisa menjadi solusi agar rumah tersebut bisa kuat hingga puluhan tahun.
Bagaimana Ketersediaan dan Tren Rumah Kayu di Indonesia?
Lalu, bagaimana dengan rumah kayu di Indonesia? Apakah penggunaan bahan baku tersebut cocok untuk iklim dan budaya masyarakat lokal atau tidak? Terlebih, setelah tahu kenapa rumah di luar negeri terbuat dari kayu. Salah satunya adalah karena harganya yang memang jauh lebih murah.
Secara garis besar, membuat rumah kayu di Indonesia memang sangat memungkinkan. Terutama bagi orang yang menyukai konsep natural dan vintage. Hanya saja, penggunaan rumah yang sepenuhnya terbuat dari kayu hingga kini masih belum memungkinkan jika Anda tinggal di Indonesia.
Hal ini karena salah satu kekurangan rumah kayu, yaitu mudah menyerap air yang bisa membuatnya mudah lapuk. Sedangkan, Indonesia adalah negara tropis yang memiliki curah hujan yang relatif tinggi. Sehingga jika membuat rumah dari kayu, ada kemungkinan jika rumah tersebut akan cepat rusak.
Karena itu, solusi bagi yang ingin membangun rumah kayu di tengah iklim Indonesia adalah dengan mencampurkan ornamen kayu dan ornamen lainnya. Misalnya seperti batu bata dan batu alam, yang jumlahnya sangat banyak di semua daerah di Indonesia.
Dengan mencampurkan bahan baku tersebut, akan tercipta rumah yang lebih cantik, aesthetic, dan unik. Hal inilah yang dimengerti oleh Wiraland, yang merupakan developer rumah dan perumahan terbaik di Indonesia. Selain itu, tersedia juga banyak pilihan rumah untuk semua jenis selera calon konsumen.
Pastinya, ada banyak konsumen yang tertarik dengan rumah kayu khas Amerika. Maka dari itu, tim Wiraland mencoba membuat hunian seperti di Amerika, namun sesuai dengan iklim dan budaya Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari beberapa proyek dari Wiraland yang memakai ornamen dari kayu.
Karena alasan rumah di Amerika banyak dibangun menggunakan kayu berbeda dengan di Indonesia, rumah fusion seperti ini adalah solusinya. Sehingga, kesan natural dan vintage tetap ada, namun rumah masih kokoh dan kuat. Selain itu, rumah pun jadi lebih cocok untuk iklim di Indonesia yang sering hujan.