Bappenas mengungkapkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di tahun ini mencapai 8,1 % hingga 9,2% dengan jumlah pengangguran sekitar 4 – 5,5 juta orang. Angka yang sangat fantastis. Bappenas juga mengungkapan bahwa tingkat pengangguran Indonesia mencapai titik tertingginya dalam lebih dari satu dekade ini.
Bukan tidak mungkin jumlah orang yang kurang mampu secara ekonomi membludak di tahun depan. Padahal belum lama ini status Indonesia telah berubah menjadi negara dengan pendapatan upper-middle income, menurut hasil klasifikasi Bank Dunia yang terbaru.
Namun, Indonesia masih bisa optimis. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan adanya perbaikan di tahun 2021, dengan kenaikan ekonomi hingga 8.2%.
Lalu, langkah apa yang dapat mengurangi jumlah pengangguran? Peneliti dari lembaga penelitian SMERU, Muhammad Adi Rahman mengatakan bahwa dengan subsidi dan bantuan finansial khususnya untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dapat meringankan impact dari COVID-19 pada employment di Indonesia.
Pemerintah juga telah menyiapkan dana untuk menyokong usaha masyarakat dan memotong pajak untuk memperbaiki damage yang disebabkan oleh pandemi pada ekonomi, sehingga tidak perlu ada pemangkasan karyawan yang artinya menambah jumlah pengangguran.
Mengasah skill dan menambah pengetahuan khususnya di dunia digital technology, di mana sekarang makin banyak manusia yang bergantung dengan kecanggihan teknologi untuk stay afloat di masa pandemi ini.
Keberanian untuk get online akan sangat menguntungkan untuk Anda. Pembuatan video, konsultasi via media sosial dan webcam, komunitas internet yang memberi kelas-kelas pelatihan online adalah beberapa contoh yang bisa Anda tiru dan terapkan untuk tetap memiliki penghasilan di masa pandemi. Dengan skill set yang Anda punya, bukan tidak mungkin bisa menjadi penopang ekonomi Anda di masa depan.