China memiliki banyak keunikan yang mempesona dunia, mulai dari budaya tradisional hingga inovasi modern-nya. Jika berbicara mengenai kekayaan tradisionalnya, maka wajib memasukkan sebuah rumah unik di China yang bernama tulou.
Bukan sekadar menjadi tempat beristirahat satu keluarga, bangunan ini ternyata sanggup menampung hingga 800 orang sekaligus. Karena salah satu keunikannya ini, tulou pun sempat muncul dalam film Mulan.
Bukan hanya pernah tampil dalam film Global, rumah China kuno tersebut pun masih memiliki beragam fakta menarik lainnya.
Rumah Raksasa yang Dibangun Menggunakan Kayu
Fujian tulou Mulan ini berlokasi di pegunungan subtropics Provinsi Fujian, Tiongkok Tenggara. Banguan rumah ini adalah rangkaian ruma bertingkat dengan ukuran raksasa dengan bahan dasar dari kayu dan dinding lumpur yang dikiaskan sebagai bentengnya.
Kemunculan hunian ini adalah sebagai salah satu bentuk pencegahan dari berbagai inovasi dari penguasa di negeri tersebut. Tidak hanya membangun benteng dan memperkuat perbatasan, membuat rumah khusus juga menjadi alternatifnya.
Seperti banyak desain rumah China modern yang masih menggunakan fengshui, maka sebagai bangunan dari zaman lampau, Fujian tulou China ini juga pasti menerapkan perhitungan feng shui agar memberikan peruntungan baik.
Bangunan dan desain rumah China kuno tersebut sengaja dibangun di pertengahan sawah, ladang teh, hutan pinus, tembakau, serta bambu.
Pada masa pemerintahan Dinasti Song, pembangunan desa dengan tembok dimulai. Di mana saat itulah para suku Hakka Han pindah dari Tiongkok tengah utara selaku kampung halamannya menuju pegunungan pada kawasan Tiongkok Tenggara.
Konstruksi seperti itu pun terus dipertahankan. Sayangnya, konflik dengan penguasa sekitar pun mulai bergejolak. Pada akhirnya, masyarakat pun memutuskan mulai membangun rumah komunal dengan benteng yang menyerupai bentuk donat.
Proses pembangunan rumah tradisional Hakka tersebut pun mulai terselenggara pada masa pemerintahan Dinasti Ming (tahun 1368-1644) sampai masa pemerintahan Republik Tiongkok (1912-1949).
Telah Mendapat Pengakuan UNESCO
Tahun 2008 lalu, UNESCO telah mengukuhkan properti yang dibangun pada rentang abad ke-15 hingga ke-20 tersebut sebagai salah satu warisan dunia. [1]
Dari bangunan dan arsip dokumenternya, UNESCO melihat adanya inovasi, serta perkembangan seni bangunan selama tujuh abad.
Sedangkan interiornya yang rumit, terkotak-kotak, dan permukaan yang dihias indah menunjukkan perkembangan masyarakat terpencil dan pemenuhan kebutuhan fisik serta spiritualitas.
Selanjutnya, ada beberapa kriteria yang membuat bangunan yang terlihat seperti donat dari ketinggian tersebut mendapatkan pengakuan UNESCO.
Pertama, mengenai perannya sebagai saksi mengenai budaya lama atas bangunan pertahanan. Di mana bangunan tersebut berguna sebagai pertahanan demi kesejahteraan masyarakat komunal setempat.
Bangunan tersebut juga mencerminkan gagasan yang harmonis dan kolaboratif dan terdokumentasikan dengan baik hingga sekarang.
Selanjutnya, Fujian tulou UNESCO ini juga menunjukkan respon positif masyarakat mengenai berbagai tahapan berkaitan dengan sejarah sosial dan ekonomi yang lebih luas. Di mana hal tersebut terlihat dari aspek ukuran, fungsi, serta tradisi pada bangunan tersebut.
Terakhir, kehadiran tulou di Fujian yang mendapatkan nominasi khusus dan bangunan tulou secara keseluruhan juga merupakan cerminan unik mengenai pertahanan dan kebutuhan hidup komunal.
Lalu jika menyenggol mengenai harmonisasinya dengan lingkungan, tulou adalah contoh dari pemukiman manusia yang bagus.
Konstruksi dari Bahan Terbaik
Secara bahasa, Fujian tulou berarti bangunan tanah. Namun, bahan konstruksinya lebih dari itu. Bukan sekadar lumpur, fondasinya terdiri dari berbagai bahan terbaik di sekitar komunitas.
Struktur pondasinya memanfaatkan batu sungai di area pemukiman. Sedangkan dinding bangunan memanfaatkan persawahan. Lumpur sedimen halus untuk dinding diambil dari sawah. Setelah itu, lumpur dicampur menggunakan kapur, pasir, serta cacahan bambu.
Saat ini kawasan tulou telah terbuka untuk umum, namun masih banyak keluarga yang berdiam di sana hingga sekarang. Setiap bangunan yang juga berperan menjadi desa mandiri tersebut tetap setara dan menjalin kehidupan komunal.
Setiap keluarga di perumahan telah memiliki ruangan pribadi mereka tersendiri. Namun saat ada upacara adat seperti pernikahan dan upacara adat, semua orang akan berkumpul pada area perempuan.
Berfungsi Sebagai Tempat Tinggal Sekaligus Benteng Pertahanan
Deskripsi: pemandangan area dalam dari tolou
Tebal dinding bangunan ini mencapai 1,5 meter, dengan tinggi hingga 18 meter. Sedangkan perangkat pertahanannya menggunakan terowongan bawah tanah untuk jalur pelarian, gerbang besi, atap genteng, serta celah senjata di bawah ruangan gelap.
Sebagai tambahan untuk berjaga-jaga, di dalam kawasan bangunan juga telah tersedia ternak, stok biji-bijian, serta sumur air. Kapasitas simpanan tersebut bahkan mampu mengakomodasi kebutuhan penduduk untuk konflik yang berjangka panjang.
Setiap bangunan tersebut biasanya juga menampung keluarga besar dari sebuah klan Hakka. Struktur tersebut pun ternyata menjadi salah satu sumber dukungan untuk persatuan dan kesetaraan.
Sebab, semua area keluarga mempunyai bentuk dan ukuran yang sama sekaligus berbagi area komunal.
Mayoritas bangunan ini terdiri atas tiga atau empat lantai dengan fungsinya masing-masing.
Ruang makan dan dapur berada di lantai pertama. Lantai kedua menjadi area toko biji-bijian, serta lantai ketiga sampai empat berguna sebagai area atau kamar tidur setiap keluarga.
Selanjutnya, bangunan tulou juga sudah menyediakan ruangan umum dengan cara membaginya menjadi tiga ring konsentris bangunan.
Di mana bagian utama berada di ring terluar, kamar mandi pada ring kedua, serta bagian tengah berguna sebagai aula leluhur dan ruang duduk.
Kawasan penerangan sekaligus ventilasinya juga sudah baik, sehingga akan merasa sejuk ketika musim panas dan hangat saat musim dingin.
Marga yang Sama Asalkan Sesuku
Setiap orang pada bangunan tersebut pasti memiliki nama keluarga yang sama. Pengecualiannya untuk penghuni rumah yang memutuskan menikah dengan klan lainnya.
Apabila masih berada dalam satu suku Hakka, walaupun tidak sedarah, maka ia akan mempunyai marga atau nama keluarga yang sama. Syaratnya, tentu saja tinggal di tulou yang sama.
Misalnya dalam sebuah tulou yang diisi oleh marga Lie, maka secara otomatis semua orang di dalam sana akan mempunyai marga yang sama, Lie.
Akan tetapi, saat individu di dalamnya memutuskan menikah bersama klain lainnya, maka nama keluarga tersebut tidak akan berlaku lagu,
Menjadi Lokasi Syuting Mulan
Pada tayangan remake live action Mulan pada 2020 lalu, tulou adalah desa atau kampung halaman Mulan. Tujuan pemilihan tulou adalah demi menarik penonton China sehingga mereka bisa mengapresiasi film ini.
Pihak produksi film saat itu mencari sebuah tulou yang area luarnya dimanfaatkan untuk syuting, Sedangkan untuk tampilan area dalam, mereka membangun set khusus.
Tujuannya tak lain agar bisa memperlihatkan pemandangan 360 derajat kepada penonton.
Seperti masyarakat Hakka, Anda mungkin ingin memiliki tulou sendiri, walau sekadar sebagai rumah tinggal. Dari sekian banyaknya developer, Wiraland bisa menjadi salah satu opsi. Mengingat layanan pengembang perumahan ini telah berpengalaman membantu masyarakat Medan menemukan hunian terbaiknya.
Maka, seperti rumah unik di China, setiap orang pun bisa membangun hunian untuk tempat berlindung dan berbagi kebahagiaan bersama keluarga.