Kita ulas yuk. Rumusnya simpel. Semakin bertambah penduduk di sebuah kota, lahan hunian semakin berkurang. Karena lahan untuk hunian jumlahnya tetap, maka rumah tumbuh ke atas adalah solusinya.
Lalu apa yang menjadi "gula" berkumpulnya penduduk? Jawabannya ekonomi. Kalau ekonomi kota kita tumbuh baik, dipastikan tren ini akan menjadi kenyataan.
Proses transisinya tentu bertahap. Seperti di negara-negara maju lainnya, akan tiba saat rumah tapak kita diburu banyak orang sehingga harga menjadi sangat mahal.
Nah, pilihan tinggal di apartemen kemudian jadi rasional. Harga rumah tapak akan sangat mahal, opsi yang tersisa hanya tinggal apartemen.
Jadi jawaban pertanyaan di awal adalah benar, trennya memang seperti itu. Tapi itu tidak sulit. Yang sulit adalah menemukan peluang dari fenomena ini!
Nah dari fenomena ini kita coba tes insting bisnis, mau nggak? Jadi kalau sekarang Anda punya uang 1 milyar misalnya. Anda punya pilihan beli 1 unit apartemen atau 1 unit rumah tapak. Anda pilih yang mana?
Silahkan menjawab. Sambil Anda berpikir, cerita ini mungkin bisa membantu Anda mengambil keputusan.
Pernah dengar cerita fenomena mal baru di sebuah kampung? Warga kampung sekitar area berbondong menawarkan tanah karena harga mendadak mahal.
Mereka tidak menyadari, selama dua tahun pembangunan, ada ratusan tukang dan pekerja butuh makan dan kopi.
Satu keluarga bijak memilih berjualan, dan menjual di waktu yang tepat. Jadi membaca fenomena juga harus bijak yah!